PENGARUH
SITUASI KONSUMEN
JENIS-JENS SITUASI KONSUMEN
Suatu jenis situasi konsumen yang
sangat penting yaitu situasi konsumen pemakaian. Situasi sebenarnya dapat
dipisahkan ke dalam tiga jenis utama : situasi komunikasi, situasi pembelian
dan situasi pemakaian
.
SITUASI KOMUNIKASI
Situasi
komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar
di mana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau nonpribadi.
Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh
konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi
nonpribadi akan melibatkan spektrum luas stimulus, seperti iklan dan program
serta publikasi yang berorientasi konsumen (misalnya, Laporan Keuangan).
Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu di masa suatu iklan muncul. Sesungguhnya, beberapa studi telah melaporkan efek seperti ini. Di dalam satu penelitian, keadaan suasana hati penonton sementara menyaksikan iklan di pengaruhi oleh acara di sekelilingnya. Acara yang menyenangkan menyebabkan suasana hati yang lebih menyenangkan selama pemaparan iklan dibandingkan dengan acara yang menimbulkan rasa sedih., keadaan suasana hati yang lebih menguntungkan ini menyebabkan subyek mempunyai pikiran yang lebih positif sementara mengolah iklan, dan juga ingatan yang lebih baik akan informasi dalam iklan bersangkutan. Namun, dampak acara TV mungkin bergantung kepada jenis iklannya. Studi terbatu melaporkan bahwa acara yang menyenangkan menghasilkan ingatan yang lebih besar daripada acara yang membuat sedih untuk iklan yang menyenangkan, sementara acara tersebut tidak mempunyai efek yang berarti pada ingatan untuk iklan yang menyedihkan.
Begitu pula, minat atau keterlibatan konsumen dengan suatu acara mungkin menentukan sebagian keefektifitan iklan. Ingatan akan merek yang diiklankan dan teks iklan lebih rendah untuk iklan yang diperhatikan selama suatu acara yang lebih melibatkan dibandingkan acara yang kurang melibatkan penonton. Selain itu, sikap terhadap iklan kerap lebih menguntungkan bila pemaparan iklan terjadi selama acara yang kurang melibatkan penonton.
Para pelaksana sangat sadar akan pengaruh potensial yang mungkin ditimbulkan oleh suatu program keefektifan iklan mereka. Cola-cola, musalnya menghindari dari pemutaran iklan selama cara berita TV kerena akan ada beberapa berita untuk buruk di dalamnya dan Coke adalah produk yang menyenangkan dan ringan. Perhatian serupa menyebabkan Chrysler menarik iklannya dari mini seri ABC “Amerika” yang merupakan topik dari konsumen dalam fokus.
SITUASI PEMBELIAN
Situasi
pembelian mengacu pada latar di mana konsumen
memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian.
Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan
konsumen akan harga di dalam situasi pembelian. Penjualan makanan akan merasa
sangat sulit untuk membebankan harga yang harus dibayar konsumen untuk
soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball/stadion bola.
Pengaruh
situasi dapat mewujudkan diri dalam bermacam cara selama pembelian, beberapa
bentuk utama dideskripsikan berikut ini :
Lingkungan Informasi
Lingkungan Informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan
produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat Lingkungan Informasi akan menjadi
determinan penting dari perilaku pasar kerika konsumen terlibat di dalam semacam
bentuk pengambilan keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik
lingkungan yang utama mencakupi :
- Ketersediaan Informasi
- Beban Informasi
- Format Informasi
- Bentuk Informasi
Lingkungan Eceran
Sifat fisik dari lingkungan eceran,
kerap diacu sebagai store atmospheries, sangat menarik bagi para pemasar
karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi
yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai kemampuan untuk menciptakan
lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan kepada konsumen dapat di
tempat yang benar di dalam toko.
Dari prespektif pemasar, atmospherics
suatu toko dapat mempunyai sejumlah efek yang diharapkan pada konsumen.
Pertama, atmospherics dapat membantu membentuk arah maupun dari durasi
perhatian konsumen, sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian untuk produk
yang mungkin saja terabaikan. Kedua, lingkungan eceran dapat mengekspresikan
berbagai aspek mengenai toko kepada konsumen, seperti khalayak yang dimaksudkan
dan penempatan (misalnya, toko busana berharap untuk menarik pelanggan skala
atas dengan citra mode). Akhirnya, latar toko dapat pula mendatangkan reaksi
emosi tertentu dari konsumen (misalnya, kesenangan dan kegairahan). Penelitian
mengemukakan bahwa perasaan ini dapat mempengaruhi jumlah waktu dan uang yang
dihabiskan sewaktu berbelanja.
Lingkungan
eceran terdiri dari beberapa macam elemen diantaranya :
- Musik
- Tata Ruang dan Lokasi di Dalam Toko
- Warna
- Bahan POP (Point-Of-Purchase)
- Wiraniaga
- Kesesakan
- Pengaruh Waktu
SITUASI PEMAKAIAN
Situasi
pemakai (Usage Situaition), yang mengacu pada latar di mana konsumsi terjadi.
Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama
(misalnya, konsumen yang memakan hidangan mereka di restoran fast-food).
Tetapi, konsumen produk kerap di dalam latar yang sangat jauh, baik secara
fisik maupun temporal, dari latar di mana produk diperoleh.
Lingkungan
sosial yang mencirikan situasi pemakaian
dapat mempunyai pengaruh penting pada perilaku konsumen. Di dalam lingkungan
dewasa ini yang semakin antirokok, kehadiran orang yang bukan perokok kerap
akan berfungsi sebagai rintangan bagi perokok yang ingin menyalakan rokoknya.
Penjualan bir khususnya peka terhadap apakah konsumsi terjadi di dalam latar
umum versus pribadi. Antara 80 dan 90 persen penjualan bir impor adalah “di
dalam gedung” (misalnya, di dalam bar dan restoran) di mana orang lain dapat
melihat jenis biar yang diminum. Sebagai kontras, 70 persen dari penjualan
merek domestik dihasilkan oleh konsumsi di dalam rumah.
Waktu dimana pemakaian terjadi mungkin pula mempengaruhi perilaku
konsumen. Sebagai contoh, konsumsi makanan sangat bergantung pada waktu dalam
satu hari. Kita jarang memakan spageti untuk sarapan atau serealia untuk makan
malam. Sebagai contoh memperlihatkan preferensi mahasiswa atau masyarakat intuk
berbagai buah bergantung pada waktu dalam satu hari dan konteks di mana
konsumsi terjadi. Contoh : buah pesik adalah buah yang paling disukai untuk
sarapan atau jajanan pada siang hari, tetapi digantikan dengan arbie untuk
pencuci mulut pada waktu makan malam.
INTERAKSI ORANG-SITUASI
Sacara
implisit mengasumsikan bahwa semua konsumen berespons dengan cara yang sama
terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya tidak harus demikian. Walaupun
sebagaian konsumen mungkin sangat dipengaruhi oleh variasi situasi, yang lain
mungkin sering terbukti agar tidak peka.
Ide
bahwa konsumen tidak homogeny dalam respons mereka trehadap faktor situasi
memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar. Karena kosumen yang berbeda
mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi
situasi pemakaian yang berbeda, diskon berargumen bahwa pemasar mungkin kerap
perlu menggunakan pemangsaan orang-situasi. Ini adalah manfaat yang
seharusnya disampaikan oleh produk dalam membujuk pangsa pasar orang-situasi
yang spesifik. Selain itu, beberapa pangsa orang-situasi mencari manfaat yang
unik (misalnya, lation musim dingin dengan wangi-wangian untuk pemain ski
wanita). Pabrik suntan yang tertarik untuk menargetkan wanita dewasa berkulit
hitam yang menggunakan produk tersebut sewaktu bermain ski, misalnya, harus
menyertakan bahan yang akan memberikan perlindungan khusus sinar matahari dan
cuaca, formula antibeku, dan wangi-wangian parfum musim dingin yang menarik
bagi wanita.
PENGARUH SITUASI TIDAK TERDUGA
Pemasar
kadang bertanya kepada konsumen target mengenai maksud pembelian mereka untuk
,meramalkan permintaan produk pada masa dating. Walaupun maksud pembelian dapat,
dalam kondisi yang tepat, besifat prediktif mengenai perilaku masa datang, satu
ancaman besar terhadap daya prediktif mereka adalah gangguan yang disebabkan
oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh, seorang konsumen
mungkin sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang tertentu
selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan. Namun, maksud pembelian ini
mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada ada merek lain
dengan kualitas sama dijual di sana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak
berminat untuk membeli suatu produk sewaktu disurvai pada waktu tertentu.
Namun, pembelian berikutnya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak
diantisipasikan (misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk
orangtuanya yang suka minum kopi).
Dari
prespektif pemasaran, pokok penting di sini secara sederhana adalah bahwa orang
harus mengenali potensi pengaruh situasi yang tak terduga dapat merusak
keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian. Walaupun lerap
diharapkan bahwa efek seperti ini akan cenderung diseimbangkan (yaitu, jumlah
pelanggan yang hilang karena pengaruh situasi yang tak terduga akan diimbangi
oleh jumlah yang didapat karena alasan yang sama), kenyataannya mungkin tidak demikian.
Daftar Pustaka: http://yodiahadishtis.blogspot.com/2012/11/pengaruh-situasi.html